rss_feed

Desa Bicak

Jln. Raya Pesanan Nomor 110
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur , Kode Pos 61362

0321| 0321| mail_outline desabicak@mojokertokab.go.id

Hari Libur Nasional
Hari Buruh Internasional / Pekerja
  • YUNITA DWI RATNASARI, S.Ikom

    Kepala Desa

    Tidak Ada di Kantor
    Login Terakhir:
    21 Januari 2023 06:24:20
  • DINI WINANTASARI

    Sekretaris Desa

    Tidak Ada di Kantor
  • AGUS SUCIPTO

    Kaur Keuangan

    Tidak Ada di Kantor
  • KHOLIDAH

    Kaur Umum

    Tidak Ada di Kantor
  • ETTY KUSUMAWATI

    Kasi Pemerintahan

    Tidak Ada di Kantor
  • FATHUR MUBIN

    Kasi Kesejahteraan

    Tidak Ada di Kantor
  • SUKADI

    Kasi Pelayanan

    Tidak Ada di Kantor
  • FRAN SUSANTO

    Kepala Dusun Bicak

    Tidak Ada di Kantor
  • AINUR ROFIQ

    Kepala Dusun Pesanan

    Tidak Ada di Kantor
  • MUHAMMAD ZAINUDDIN

    Kepala Dusun kedawung

    Tidak Ada di Kantor

settings Pengaturan Layar

Bersama masyarakat siap mewujudkan Desa Bicak Bersinar "Bersih, Kondusif, Aman, Sejahtera, Religius"
Bulan Ini
Kelahiran
0 Orang
Kematian
1 Orang
Masuk
1 Orang
Pindah
0 Orang
Bulan Lalu
Kelahiran
1 Orang
Kematian
3 Orang
Masuk
10 Orang
Pindah
1 Orang

3

Hari Ini

4

Kemarin

7

Minggu Ini

42

Bulan Ini

72

Bulan Lalu

267

Tahun Ini

1,053

Tahun Lalu

4,066

Total
fingerprint
MERAJUT ASA, MENGGUGAT ANCAMAN KRISIS PERTANIAN NEGERI

05 Desember 2021 13:59:05 518 Kali

YUNITA DWI RATNASARI S.IKOM

KEPALA DESA BICAK, KECAMATAN TROWULAN, KABUPATEN MOJOKERTO

MAHASISWA MAGISTER AGRIBISNIS DPPS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DIPUBLISH OLEH JAWAPOS - RADAR MOJOKERTO - JUMAT, 26 NOVEMBER 2021

 

Potensi kehilangan tenaga kerja sektor pertanian merupakan momok menakutkan yang sedang menghantui negeri ini. Semakin berkurangnya jumlah petani di Indonesia merupakan ancaman besar bagi ketersediaan pangan negeri kedepan. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 ada sekitar 33,4 juta petani yang bergerak disemua komoditas sektor pertanian. Angka tersebut jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan jumlah petani pada tahun 2019 yang mencapai 34,58 juta petani. Bahkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani muda dengan usia 19 sampai 39 tahun diketahui terus mengalami penurunan. Kondisi ini memaksa kita untuk berpikir keras bagaimana menciptakan regenerasi di sektor pertanian sebaga upaya mencegah ancaman krisis pangan mendatang.

 

ANCAMAN KRISIS

Menggugat ancaman krisis regenerasi pertanian, menelisik ketidakseimbangan harapan perkembangan pertanian berkelanjutan dengan minat dan motivasi kaum millennial. Berbicara tentang regenerasi petani, sangat erat hubungannya dengan partisipasi kaum millennial dalam pertanian. Sangat ironis memang, jika kita melihat regenerasi sektor pertanian kini. Sebagian besar pelaku usaha pertanian masih dikuasai oleh masyarakat dengan usia lebih dari 45 tahun dan didominasi oleh masyarakat dengan pendidikan SD sederajat. Menurut Sakernas Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari 2021, 83,38% petani berpendidikan Dasar, 14,98% berpendidkan menengah, dan 1,66% berpendidikan tinggi. Tidak bisa dipungkiri, pendapatan yang rendah, profesi yang dianggap tidak keren, dan  pekerjaan yang berat, menjadi alasan utamanya kaum millennial beralih ke industri non pertanian.

Sektor pertanian memiliki peran penting dalam peningkatan perekonomian di Indonesia. Pemuda merupakan potensi sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa yang akan datang. Keterlibatan pemuda dalam usaha tani, menjadi solusi dari ancaman krisis regenerasi kini dan nanti.

 

PERAN PEMERINTAH

Melihat kondisi yang ada, pastinya kita bersama sepakat jika regenerasi petani butuh perhatian serius dari pemerintah guna melahirkan petani baru angkatan muda. Upaya-upaya strategis wajib pemerintah hadirkan untuk membentuk petani muda melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan. Pembentukan pengetahuan dan minat pemuda terhadap potensi pengembangan pertanian harusnya dilakukan secara sistemik dan berkelanjutan. Namun tidak jarang realitas yang terjadi, kaum millennial luput dari target pembinaan penyuluh pertanian lapangan yang merupakan tonggak pembangunan pertanian di Desa. Pentingnya revitalisasi tugas, fungsi dan peran Badan Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai konstratani dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian dapat dilakukan antara lain dengan inovasi teknologi, sarana prasarana pertanian, peraturan perundang-undangan terkait pertanian, Sumber daya manusia pertanian. Peran BPP lainnya sebagai Kostratani adalah sebagai Pusat data dan informasi, Pusat Gerakan pembangunan pertanian, Pusat konsultasi agribisnis, Pusat pembelajaran, dan Pusat pengembangan jejaring kemitraan. Sehingga untuk membentuk generasi muda tani yang berkualitas, BPP harus bertansformasi menjadi sebuah balai penyuluhan yang ramah pemuda dan mampu mengikuti perkembangan teknologi industri kekininan.

           

MERAJUT ASA

Peran generasi muda dalam pertanian tidak bisa dianggap remeh. Generasi muda merupakan harapan pertanian bangsa. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai kaum millenial untuk berkontribusi positif terhadap sektor pertanian. Dengan karakteristik dan keuniknnya, kaum millennial diharapkan mampu menciptakan inovasi pertanian terpadu dari hulu ke hilir dengan tujuan meningkatkan hasil produksi pertanian. Tidak hanya meningkatkan hasil produksi pertanian, peran pemuda dalam sektor pertanian akan mampu menjaga kelestarian lingkungan dan ekologi kini dan nanti, serta dapat meminimalisir alih fungsi lahan pertanian yang kian marak terjadi. Ditengah revolusi industri 4.o, pertanian konvensional yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh para petani kolonial, masih belum mampu menciptakan kesejahteraan bagi para petani. Perlu adanya perubahan pola bertani yang lebih kekininan dan berbasis digital. Salah satu perwujudan dari sistem pertanian modern adalah Pengembangan Kawasan Agrowisata (Desa Wisata Pertanian Terpadu) yang memadukan proses pertanian terpadu, keindahan alam dan buatan. Melalui sektor ini, akan lebih mengundang minat Generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Dukungan pemerintah pun sangat dibutuhkan demi mewujudkan rencana besar ini. Pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan oleh pemerintah dalam rangka penguatan kelompok tani millenial harus dilajalankan, Pemenuhan sarana dan prasarana dari hulu ke hilir oleh pemerintah terhadap sektor pertanian wajib dijadikan prioritas, serta anggaran untuk membentuk sebuah kawasan wisata pertanian terpadu pun wajib dialokasikan.

Negara Indonesia terkenal dengan julukan negara agraris, negeri yang dikenal sangat subur. Potensi ini harus dimaksimalkan secara baik. Pertanian Perdesaan Terpadu dan berkelanjutan mewajibkan adanya sinergi yang baik antar steakholder. Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Kabupaten diharapkan mampu berkolaborasi baik dengan Pemerintah Desa untuk mewujudkan keterlibatan kaum millenial dalam Pertanian Perdesaan Terpadu. Contoh program nyata yang bisa dilakukan Pemerintah Kabupaten dalam mendukung Pemerintah Desa mewujudkan Kawasan Pertanian Terpadu adalah dengan menunjuk prioritas kawasan Desa sebagai percontohan pengembangan sektor pertanian terpadu. Menjadi negara dengan predikat kemandirian pangan bukan sesuatu yang mustahil jika potensi pertanian desa dan peran pemuda perdesaan betu-betul dioptimalkan.

chat
Kirim Komentar

Untuk artikel ini

person
stay_current_portrait
mail
chat

account_circle Pemerintah Desa

reorder Peta Desa

assessment Statistik

folder Arsip Artikel


event Agenda


  • Belum ada agenda

share Sinergi Program

insert_photo Galeri

message Komentar Terkini

contacts Media Sosial

map Wilayah Desa

Alamat : Jln. Raya Pesanan Nomor 110
Desa : Bicak
Kecamatan : Trowulan
Kabupaten : Mojokerto
Kodepos : 61362
Telepon : 0321
No. HP : 0321
Email : desabicak@mojokertokab.go.id

assessment Statistik Pengunjung

Hari ini : 196
Kemarin : 191
Total Pengunjung : 139.948
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 3.145.119.199
Browser : Mozilla 5.0

reorder Wonderful Bicak